Kamis, 25 Oktober 2012

Objek Wisata Gianyar

Pasar Seni Sukawati







Pasar Seni Sukawati terletak di desa Sukawati, kecamatan Sukawati kabupaten Gianyar, 18 km dari ibukota Denpasar Bali dan dapat ditempuh dalam waktu kira kira 30 menit menggunakan kendaraan bermotor, 30 km dari kawasan Kuta dan kurang lebih 90 menit perjalanan dari bandara Ngurah Rai Bali.
Pasar Seni Sukawati sudah ada sejak lama namun baru di era tahun 80 an pasar ini menjual dan memasarkan produk kerajinan tangan yang menjadi ciri khas Bali, sampai saat ini Pasar Seni Sukawati masih menjadi salah satu pilihan yang menarik sebagai objek wisata belanja yang ada di Bali. Di Pasar Seni Sukawati terdapat berbagai bentuk karya seni, kerajinan tangan unik dan menarik yang dijual dan dipasarkan seperti : lukisan, baju Barong, sarung/kain pantai, patung patung, tas, dompet, payung, sandal, bed cover, kalung dan berbagai bentuk kerajinan tangan lainnya.
Pasar Seni Sukawati buka dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore, sebelum mereka memulai beraktifitas terlebih dulu bersembahyang. Setiap hari pasar ini selalu ramai dikunjungi oleh  berbagai lapisan masyarakat, juga para wisatawan yang bertujuan berbelanja dan membeli kerajinan khas Bali untuk di jadikan sebagai koleksi, souvenir dan cindra mata baik buat diri sendiri, saudara, keluarga, teman dan kolega. Pasar Seni Sukawati tutup saat Hari Raya Nyepi dan Galungan.
Sebaiknya bila anda mau berbelanja di Pasar Seni Sukawati di pagi hari karena pedagang disana menganggap dan percaya bila orang pertama datang dan membeli barang dagangan mereka diangggap awal yang baik mendapatkan penglaris dan akan mempermudah jualan mereka di siang hari, biasanya pembeli pertama bisa mendapatkan harga relatif lebih murah.
Di Pasar Seni Sukawati ini juga berlaku tawar menawar dalam transaksi jual beli seperti halnya pasar seni atau pasar tradisional lainnya. Dalam hal ini kita tidak pernah tahu berapa harga yang pasti karena setiap pembeli mendapatkan harga yang berbeda.  Jangan malu atau sungkan untuk melakukan tawar menawar harga sehingga mendapatkan harga yang sesuai dengan harapan anda, penjual tidak akan marah kalau kita menawar dengan harga rendah, itu sudah menjadi tradisi disana.
Selamat menikmati perjalanan wisata anda ke Bali, jadikanlah Pasar Seni Sukawati menjadi salah satu tujuan wisata belanja anda.





Obyek Wisata Yeh Pulu, Relief Kuno Pada Tebing Batu.




Nama Yeh Pulu bukan diambil dari relief yang ada pada dinding-dinding tebing, melainkan dari gentong air yang berada di mata air suci yang ada disana dimana air yang keluar ditampung dalam gentong air dari batu padas kemudian dialirkan ke areal persawahan disekitarnya. Kata “Yeh” berarti air, dan “Pulu” berarti gentong. Relief kuno ini terletak di Dusun Batulumbang, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar Bali. Kurang lebih 26 Km dari Denpasar, dan tidak jauh dari obyek wisata Pura Goa Gajah. Untuk mencapai situs Obyek Wisata Yeh Pulu ini, anda mesti berjalan kaki sekitar 300 meter menyusuri jalan setapak dengan pemandangan persawahan yang indah.
Setelah melewati pintu masuk, anda akan melihat pahatan-pahatan pada tebing batu padas membentuk relief dengan alur cerita tentang kehidupan pada zaman kerajaan Bali kuno. Panjang relief ini sekitar 25 meter dengan tinggi 2 meter. Pertama kali ditemukan oleh Punggawa Kerajaan Ubud pada tahun 1925, dan selanjutnya diteliti kembali serta dipublikasikan oleh Jawatan Purbakala Kolonial Belanda yang dipimpin oleh Dr.W.F Sutterhiem pada tahun 1929. Disamping pahatan-pahatan klasik Bali, Monumen ini juga memiliki Ceruk-ceruk Pertapaan Raja Bedahulu sebelum gugur menghadapi laskar kerajaan Majapahit pada tahun 1343 masehi. Relief Yeh Pulu merupakan salah satu diantara sekian banyak monumen sejarah yang dibangun pada zaman Bali Kuno ( abad ke 14 masehi ) yang sarat mengandung nilai estetika yang harus kita lestarikan.


Situs Goa Garba


Goa Garba merupakan salah satu dari sekian banyak situs peninggalan purbakala pada aliran sungai Tukad Pakerisan. Goa ini terletak di Banjar Sawegunung, Desa Pejeng Kaja, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar Bali. Tepatnya disebelah timur kantor Kepala Desa Pejeng.
Goa Garba berada dibawah Pura Agung Pengukur-ukuran,  Goa ini aslinya adalah sebuah ceruk pertapaan yang dipahat pada dinding  jurang sungai Pakerisan, untuk mencapai cagar budaya ini kita harus terlebih dahulu turun melewati pintu gerbang gapura yang tangganya tersusun rapi dan terbuat dari batu kali. Di tengah-tengah antara tangga yang terbuat dari susunan batu kali tersebut terdapat bekas telapak kaki manusia yang konon menurut cerita adalah telapak kaki yang membuat tempat pertapaan itu sendiri yaitu Patih Kebo Iwa. Diatas Goa Garba terdapat beberapa kolam dan pancuran dimana pada sisi salah satu kolam tersebut sebuah lubang masuk menuju goa. Di lokasi Goa Garba terdapat sebuah tulisan yang dipahat berbunyi “ Sra’. Goa Garba diperkirakan dibangun sekitar abad 12 Masehi pada masa pemerintahan Raja Sri Jayapangus, tertulis pada prasasti yang terdapat pada Pura Pengukur-ukuran.


Obyek Wisata Puri Baru Di Bali Puri Agung Blahbatuh


Puri Agung Blahbatuh di Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, terus dibenahi untuk menjadi objek wisata budaya baru yang memiliki nilai sejarah, dimana di puri ini juga tersimpan benda bersejarah berupa topeng Gajah Mada. Puri seluas empat hektare itu sudah dibenahi dan lebih menonjolkan arsitektur tradisionalnya yang masih utuh.  Inilah nilai lebih Puri Agung Blahbatuh ini, dimana wisatawan dapat melihat keunikan arsitektur dan topeng Gajah Mada. Puri juga diharapkan menjadi pelopor pelestarian seni, oleh sebab itu  akan berkala dilakukan pemberian penghargaan kepada seniman Bali. Penghargaan tersebut berupa patung Gajah Mada yang bertujuan untuk membangkitkan aura topeng Gajah Mada yang tersimpan di Puri Agung Blahbatuh


Topeng Gajah Mada


Menurut penglingsir puri, aura topeng Gajah Mada sangat penting untuk dibangkitkan karena jiwa kepahlawan dari Mahapatih Majapahit itu sangat penting untuk dihormati. Gajah Mada merupakan pemersatu nusantara yang terkenal dengan sumpah Palapa-nya. Selain topeng Gajah Mada, masih ada 20 topeng bersejarah lainnya yang tersimpan di Puri Blahbatuh. Puluhan topeng atau tapel itu,  diupacarai pada hari-hari tertentu, sehingga kesakralannya tetap terjaga.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar